https://jurnal-d3per.uwhs.ac.id/index.php/mak/issue/feed Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan 2025-08-22T15:03:44+07:00 Dyah Restuning P.Ns.,M.Kep jurnal.jma@uwhs.ac.id Open Journal Systems <p><img src="/public/site/images/admin/CoverBukuJMA20251.png"></p> <p style="text-align: justify;"><strong>Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan (JMA)</strong> adalah jurnal ilmiah yang berfokus pada pengelolaan asuhan keperawatan dalam berbagai aspek, termasuk praktik klinis, kebijakan kesehatan, pendidikan keperawatan, serta inovasi dalam pelayanan keperawatan. Jurnal ini mempublikasikan artikel penelitian, tinjauan literatur, dan studi kasus yang berkontribusi pada pengembangan ilmu keperawatan dan peningkatan kualitas layanan kesehatan.</p> <p style="text-align: justify;">JMA menjadi wadah bagi akademisi, praktisi, dan peneliti di bidang keperawatan untuk berbagi hasil riset dan temuan terbaru yang mendukung praktik berbasis bukti. Dengan standar publikasi yang ketat, jurnal ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang manajemen asuhan keperawatan yang efektif dan efisien guna meningkatkan kesejahteraan pasien serta profesionalisme tenaga keperawatan.</p> https://jurnal-d3per.uwhs.ac.id/index.php/mak/article/view/201 Penerapan Oral Sensomotor Therapy Dalam Peningkatan Kemampuan Menghisap Dan Menelan Pada Bayi Prematur 2025-08-22T15:03:35+07:00 Wahyu Griyaningsih Wahyushasa81@gmail.com Heny Prasetyorini Heny.prasetyorini@UWHS.ac.id <p>Bayi premature merupakan bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu. koordinasi antara reflek mengisap (sucking), reflek menelam (swallowing) dan bernapas (breathing). Kemampuan dan irama mengisap mulai berkembang sejak usia 32 sampai 40 minggu pada bayi premature dan akan mencapai level yang tidak dapat dibedakan dengan bayi cukup bulan adalah pada usia 40 minggu. Oral sensomotor therapy atau stimulasi oral didefinisikan sebagai stimulasi sensoris pada bibir, rahang, lidah, palatum lunak, faring, laring, dan otot yang respirasi yang berpengaruh didalam mekanisme orofaringeal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Penerapan Oral Sensomotorik Therapy Dalam Peningkatan Kemampuan&nbsp; Menghisap an Menelan Pada Bayi Prematur Di RS Permata Medika. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif&nbsp; dengan pendekatan kasus di ruang&nbsp; Perina RS Permata Medika tanggal 26 – 28 Maret 2024. Hasil penerapan implementasi yang dilakukan selama 3 hari dengan teknik oral motor exercise dapat meningkatkan reflek menghisap pada bayi. Penelitian ini terbukti efektif dalam peningkatan kemampuan&nbsp; menghisap dan menelan pada bayi prematur di RS Permata Medika</p> 2025-08-22T11:39:37+07:00 ##submission.copyrightStatement## https://jurnal-d3per.uwhs.ac.id/index.php/mak/article/view/213 Hubungan Dukungan Sosial Dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Dengan Hemodialisis 2025-08-22T15:03:37+07:00 Mei Nopitasari meinopitasari922@gmail.com Menik Kustriyani meinopitasari922@gmail.com Rahayu Winarti meinopitasari922@gmail.com <p>Pasien gagal ginjal kronik pasti mengalami penurunan kinerja ginjal yang membuat terapi hemodialisisi menjadi diperlukan. Terapi Hemodialisis membutuhkan waktu panjang yang harus dilakukan seumur hidup, sehingga pasien mengalami perubahan berbagai domain kualitas hidup, termasuk fisik, psikologis, sosial dan lingkungan maka dibutuhkan dukungan sosial guna membantu pasien mengoptimalkan kualitas hidupnya. Tujuan penelitian mengetahui hubungan dukungan sosial dengan kualitas hidup. Jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian asosiatif korelasional dengan pendekatan <em>cross-sectional</em>. Jumlah sampel 86 responden dengan teknik <em>purposive sampling</em> untuk kriteria inklusinya pasien ggk yang mampu berkomunikasi secara verbal, kesadaran <em>composmentis</em> dan kooperatif. Kuesioner dukungan sosial MOS <em>Social Support Survey</em> dan kuesioner kualitas hidup <em>World Healt Organization of Life-BREF</em> (WHOQOL-BREF). Teknik analisa data korelasi Rank Spearman. Penelitian lulus <em>Ethical Clearance</em> dengan no: 38/EC-LPPM/UWHS/IV-2024. Hasil uji rank spermean didapatkan nilai&nbsp; keeratan hubungan r = 0,457 dengan nilai signifikan memperlihatkan <em>p value</em> 0.000 (<em>p</em><u>&lt;</u>0.05), maka H<sub>a</sub> diterima berarti antar variabel terdapat hubungan signifikan. Terdapat hubungan dukungan sosial dengan kualitas hidup pasien ggk dengan hemodialisis di Klinik Ginjal dan Hipertensi Lestari BMS Jrakah Semarang.</p> 2025-08-22T13:40:54+07:00 ##submission.copyrightStatement## https://jurnal-d3per.uwhs.ac.id/index.php/mak/article/view/222 Hubungan Budaya Service Excellent Perawat Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap Pengguna BPJS PBI 2025-08-22T15:03:39+07:00 Novy Kumala Sari novykumalasarii@gmail.com Eva Wijayanti novykumalasarii@gmail.com <p>Pelayanan prima (<em>service excellent</em>) merupakan pilar penting dalam meningkatkan mutu layanan dan kepuasan pasien. Pelayanan prima sendiri meliputi fasilitas dan peralatan fisik, kehandalan dalam pelayanan, daya tanggap, jaminan dan empati. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara penerapan budaya pelayanan prima dengan tingkat kepuasan pasien pengguna BPJS Penerima Bantuan Iuran (PBI) di Ruang Dahlia UPT RSUD RAA Soewondo Pati. Metode yang digunakan adalah analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel sebanyak 49 responden dipilih menggunakan teknik consecutive sampling. Variabel independen adalah budaya <em>service excellent</em> perawat, dan variabel dependen adalah kepuasan pasien. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Hasil uji validitas menunjukkan nilai r hitung &gt; r tabel, dan hasil uji reliabilitas dengan Cronbach’s Alpha menunjukkan nilai α &gt; 0,6. Analisis data menggunakan uji Spearman Rank menunjukkan nilai korelasi r = 0,786 dan p-value = 0,000, yang berarti terdapat hubungan yang signifikan dan kuat antara budaya <em>service excellent</em> perawat dan kepuasan pasien. Mayoritas responden menilai bahwa pelayanan prima telah diterapkan dengan baik, khususnya pada aspek empati, kehandalan, daya tanggap, jaminan, dan fasilitas fisik. Hal ini berdampak positif terhadap persepsi pasien terhadap mutu layanan yang diterima. Mayoritas pasien menyatakan puas, terutama dalam hal komunikasi, keramahan, dan kecepatan respon perawat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penguatan budaya service excellent dalam praktik keperawatan dapat meningkatkan kepuasan pasien, kepercayaan, dan loyalitas terhadap layanan rumah sakit.</p> 2025-08-22T15:01:47+07:00 ##submission.copyrightStatement## https://jurnal-d3per.uwhs.ac.id/index.php/mak/article/view/223 Peran Manajemen Keperawatan dalam Penerapan Terapi Relaksasi Mindfulness untuk Mengurangi Loneliness Lansia di Posyandu Lansia 2025-08-22T15:03:42+07:00 Mokhamad Nurhadi madinarrohmah@gmail.com Tiara Putri Ryandini tiara.putriryandini16@gmail.com Dyah Pitaloka dyahpitaloka385@gmail.com <p><em>Loneliness</em> merupakan masalah psikososial yang sering dialami lansia akibat penurunan fungsi sosial dan kurangnya interaksi dengan lingkungan sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran manajemen keperawatan dalam penerapan terapi relaksasi mindfulness untuk mengurangi loneliness pada lansia di Posyandu Lansia Dusun Mulung Desa Bogorejo Merakurak Tuban. Metode penelitian menggunakan desain <em>pra-eksperimenta</em>l dengan pendekatan <em>one group pre-test and post-test design</em>. Jumlah sampel sebanyak 23 lansia yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Intervensi diberikan dalam bentuk terapi relaksasi mindfulness selama empat kali pertemuan dengan durasi setiap pertemuan 15-20 menit. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan tingkat <em>loneliness </em>yang signifikan sebelum dan sesudah diberikan terapi relaksasi <em>mindfulness</em> dengan hasil uji <em>Wilcoxon</em> diperoleh nilai p = 0,000 (p&lt;0,05). Diskusi penelitian ini menegaskan bahwa manajemen keperawatan berperan penting dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi terapi relaksasi mindfulness sebagai terapi nonfarmakologis yang efektif untuk mengurangi loneliness lansia, serta mendukung kualitas hidup dan kesejahteraan psikologis lansia di Posyandu Lansia.</p> 2025-08-22T15:02:05+07:00 ##submission.copyrightStatement## https://jurnal-d3per.uwhs.ac.id/index.php/mak/article/view/225 Faktor Determinan Kualitas Hidup Pengidap Diabetes Melitus Dengan Komplikasi 2025-08-22T15:03:44+07:00 Santi Damayanti santi.damaya@respati.ac.id Metty Metty Santi.damaya@respati.ac.id <p>Tingkat kematian yang tinggi pada pengidap Diabetes Mellitus (DM) terutama disebabkan oleh komplikasi yang memperburuk kualitas hidup, dengan prevalensi sebesar 64,2%. Kemunculan komplikasi menyebabkan keterbatasan aktivitas fisik akibat kelemahan fisik. Meskipun sejumlah penelitian telah membahas kualitas hidup pada pengidap DM, kajian mengenai faktor determinan kualitas hidup khusus pada pengidap DM dengan komplikasi masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pada pengidap DM dengan komplikasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain <em>cross sectiona</em>l dan teknik <em>purposive sampling</em> sebanyak 140 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan instrument <em>Global Physical Activity Questionnaire</em> (GPAQ) dan <em>World Health Organization Quality of Life – Bref </em>(WHOQOL- BREF), analisis bivariat menggunakan uji C<em>hi square</em> dan analisis multivariat regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki kualitas hidup yang baik sebanyak 76 orang (54,28%). Berdasarkan analisa bivariat variabel usia, status pekerjaan, kadar gula darah puasa, dan aktivitas fisik (P &lt; 0,05). Variabel jenis kelamin, status pernikahan, tingkat pendidikan, durasi DM, dan jenis komplikasi (P &gt; 0,05),Hasil uji multivariat usia P value 0.003 OR 0.542 (0.360-0.815) dan aktivitas fisik P Value 0.004 OR 2.909(1.408-6.010).Simpulan: usia, status pekerjaan, kontrol glukosa darah puasa, dan aktivitas fisik merupakan faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup pengidap DM dengan komplikasi.Usia merupakan faktor determinan yang paling dominan dengan kualitas hidup pengidap DM dengan komplikasi.</p> 2025-08-22T15:00:26+07:00 ##submission.copyrightStatement##