Penerapan Fototerapi Untuk Mengatasi Ikterik Neonatus Pada Bayi
Abstract
Ikterik merupakan keadaan klinis pada bayi yang ditandai oleh warna kuning pada kulit dan sklera akibat akumulasi bilirubin tak terkonjugasi yang berlebih. Apabila hal ini tidak tertangani bisa mengakibatkan bayi tidak mampu menyusu, apnea, demam, gangguan kesadaran hingga koma, kadang-kadang mengalami kejang, dan berujung kepada kematian. Penanganan yang dapat dilakukan untuk membantu menurunkan kadar bilirubin pada bayi baru lahir salah satunya yaitu dengan fototerapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan fototerapi pada bayi ikterik dengan masalah keperawatan ikterik neonatus di Ruang Kunti RSUD Panembahan Senopati Bantul. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian ini melibatkan 1 responden sebagai subjek penelitian yang dipilih secara purposive sampling. Data diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian didapatkan terdapat penurunan kadar bilirubin pada subjek penelitian setelah dilakukan fototerapi yaitu dari 10,9 mg/dL menjadi 8,79 mg/dL. Setelah dilakukan tindakan keperawatan, masalah keperawatan ikterik neonatus dapat teratasi. Maka dapat disimpulkan bahwa fototerapi dapat menjadi intervensi dalam mengatasi masalah keperawatan ikterik neonatus.
Downloads
References
Kepmenkes. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/240/2019 Tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Hiperbilirubinemia. Kementerian Kesehatan Jakarta; 2019.
Mathindas S, Wilar R, Wahani A. Hiperbilirubinemia Pada Neonatus. J Biomedik [Internet]. 2013;5(1):4–10. Available from: https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/biomedik/article/view/2599/2142
Dinkes D. Profil Kesehatan D.I. Yogyakarta Tahun 2021. Yogyakarta: Dinkes DIY; 2022.
Olusanya BO, Osibanjo FB, Slusher TM. Risk factors for severe neonatal hyperbilirubinemia in low and middle-income countries: A systematic review and meta-analysis. PLoS One [Internet]. 2015;10(2):1–16. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4326461/pdf/pone.0117229.pdf
Bhutani VK, Papile LA, Baley JE, Carlo WA, Cummings JJ, Kumar P, et al. Phototherapy to Prevent Severe Neonatal Hyperbilirubinemia in the Newborn Infant 35 or More Weeks of Gestation. Pediatrics [Internet]. 2011;128(4):1046–52. Available from: https://publications.aap.org/pediatrics/article/128/4/e1046/30731/Phototherapy-to-Prevent-Severe-Neonatal?autologincheck=redirected
Nicky L. Potts. Pediatric Nursing Caring for Children and their Families. 3rd ed. New York: Delmar Cengage Learning; 2012.
Indrayani T, Riani A. Hubungan Fototerapi Dengan Penurunan Kadar Billirubin Total Pada Bayi Baru Lahir Di RS Aulia Jagakarsa Jakarta Selatan Tahun 2019. Din Kesehat J Kebidanan Dan Keperawatan [Internet]. 2020;10(1):448–60. Available from: https://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id/index.php/dksm/article/view/420/394
Wahyuningsih T, Astuti W., Siswanto. Penerapan Fototerapi Terhadap Hiperbilirubin pada bayi. J Keperawatan Karya Bhakti [Internet]. 2020;6(1):8–14. Available from: https://ejournal.akperkbn.ac.id/index.php/jkkb/article/view/57/75
PPNI. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta: DPP PPNI; 2018.
Widiawati S. Hubungan Sepsis Neonatorum, BBLR dan Asfiksia dengan Kejadian Ikterus pada Bayi Baru Lahir. Ris Inf Kesehat [Internet]. 2017;6(1). Available from: https://new.stikes-hi.ac.id/jurnal/rik/article/view/42
Wardhani P., Fathiyati. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya Hiperbilirubin Pada Neonatus di RSU Bhakti Asih Ciledug. Kesehat Reproduksi [Internet]. 2022;1(2):41–8. Available from: https://ejournal.bhaktiasihtangerang.ac.id/index.php/JIKR/article/view/13/11
Santosa Q, Mukhson M, Muntafiah A. Evaluasi Penggunaan Fototerapi Konvensional dalam Tata laksana Hiperbilirubinemia Neonatal: Efektif, tetapi Tidak Efisien. Sari Pediatr [Internet]. 2020;21(6):377–85. Available from: https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/1664/pdf
Madri NK. Asuhan Keperawatan Pada Anak Sakit & Bayi Risiko Tinggi. Yogyakarta: Pustaka Baru Press; 2018.
Mulyati, Iswati N, Wirastri U. Analisis Asuhan Keperawatan pada Pasien Neonatus dengan Hiperbilirubinemia di RSUD PROF. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Proceeding of The URECOL [Internet]. 2019;203–11. Available from: http://repository.urecol.org/index.php/proceeding/article/view/604
Rahmah, Yetti K, Besral. Pemberian ASI Efektif Mempersingkat Durasi Pemberian Fototerapi. J Keperawatan Indones [Internet]. 2012;15(1):39–46. Available from: https://media.neliti.com/media/publications/109993-ID-pemberian-asi-efektif-mempersingkat-dura.pdf
Dewi AK., Kardana I., Suarta K. Efektivitas Fototerapi Terhadap Penurunan Kadar Bilirubin Total pada Hiperbilirubinemia Neonatal di RSUP Sanglah. Sari Pediatr [Internet]. 2016;18(2):81–6. Available from: https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/34/376
Karyatin, Bukhori A. Pengaruh Pemberian Fototerapi Terhadap Penurunan Kadar Bilrubin Total Pada Bayi. J Kesehat Akad Keperawatan Sumber Waras [Internet]. 2020;2(1):18–25. Available from: https://jurnal.stikessumberwaras.ac.id/index.php/js/article/view/13
Marmi, Kukuh Rahardjo. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2012.
Nursanti I. Inisiasi Menyusui Dini Menjamin Kecukupan Asupan ASI. J Media Ilmu Kesehat [Internet]. 2012;1(2):70–3. Available from: https://ejournal.unjaya.ac.id/index.php/mik/article/view/15/12
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.